NABIRE – Di sebuah sudut Jalan Poros Karadiri 2, Wanggar Makmur, terdengar suara khas mesin motor dan alat-alat bengkel yang bersahutan. Di balik aktivitas itu, berdiri seorang pemuda asal Papua Tengah yang tengah merajut harapannya lewat dunia otomotif—Abed Madai.
Lahir dan besar di Dusun Wadoukotu, Kampung Adauwo, Distrik Mapia Tengah, Kabupaten Dogiyai, Abed kini dikenal sebagai pemilik “Bengkel Ardy”, sebuah bengkel motor yang sudah berdiri dan melayani pelanggan selama tiga tahun terakhir di Nabire.
Walau berskala kecil, bengkel ini konsisten menerima satu hingga dua motor setiap harinya. Dari kerusakan ringan hingga perbaikan mesin besar, berbagai jenis sepeda motor—bebek, matic, hingga sport—ditangani oleh tangan terampil Abed yang juga masih aktif kuliah di semester IV Universitas Satya Wiyata Mandala (USWIM) Nabire.
Abed menyadari betul bahwa jalan menjadi wirausahawan bukanlah perkara mudah, apalagi dengan latar belakang keluarga sederhana. Ia menghadapi berbagai tantangan sejak awal merintis usaha, mulai dari keterbatasan modal, perlengkapan bengkel yang minim, hingga mencari lokasi yang strategis untuk mengembangkan usahanya.
“Membuka usaha seringkali berasal dari keinginan untuk mandiri secara finansial dan menciptakan lapangan kerja. Tapi dalam perjalanan usaha banyak kendala yang dihadapi seperti keterbatasan modal, persaingan, lokasi strategis, dan alat-alat untuk memperbaiki motor,” ujar Abed kepada awak media pada Rabu, (21/5/2025).
Keterbatasan tak membuat Abed menyerah. Ia terus maju dengan semangat tinggi dan menjadikan setiap tantangan sebagai batu loncatan untuk terus belajar dan tumbuh.
“Walaupun usaha saya begitu adanya, saya tetap semangat dan optimis. Jangan takut menghadapi kegagalan. Jadikan kegagalan sebagai pelajaran untuk terus berkembang,” tambahnya.
Saat ini, Abed masih memendam mimpi untuk memindahkan bengkelnya ke lokasi yang lebih ramai di sepanjang Jalan Poros, demi menjangkau lebih banyak pelanggan dan memperluas usahanya.
Namun lebih dari itu, ada cita-cita mulia yang ia bawa dalam setiap pekerjaannya: membanggakan orang tua dan membangun nama baik keluarga.
“Jika orang tua tidak memiliki nama besar untuk dibanggakan, maka banggakan mereka dengan nama baikmu,” ujarnya dengan penuh makna.
Kisah Abed Madai menjadi contoh nyata bagaimana pemuda Papua Tengah mampu bangkit dan berkarya, bahkan dari keterbatasan. Dengan tekad, kerja keras, dan nilai-nilai keluarga yang ia pegang erat, Abed terus melaju membawa perubahan, dimulai dari sebuah bengkel kecil di Nabire. (MB)