NABIRE – Pemerintah Provinsi Papua Tengah bersama UNICEF, Yayasan Dokter Peduli, organisasi profesi kesehatan, dan mitra pembangunan menggelar Pertemuan Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penanggulangan Pneumonia dan Diare (RADPPD) Provinsi Papua Tengah, Kabupaten Mimika, Nabire, dan Paniai Tahun 2025–2030. Kegiatan berlangsung di Hotel Rio, Nabire, pada Rabu (8/10/2025).
Acara ini dihadiri sejumlah pejabat kesehatan baik secara langsung maupun daring. Gubernur Papua Tengah, yang diwakili oleh Herman Kayame, ST, MT, Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, membuka secara resmi pertemuan tersebut sekaligus membacakan sambutan gubernur.
Dalam sambutannya, Gubernur Papua Tengah menekankan pentingnya penyusunan RADPPD sebagai langkah nyata untuk melindungi generasi muda Papua Tengah dari ancaman penyakit mematikan.
“Kesehatan anak adalah fondasi masa depan bangsa. Namun kenyataannya, pneumonia dan diare masih menjadi pembunuh senyap bagi anak-anak kita, khususnya balita. Setiap keterlambatan penanganan bisa berarti kehilangan satu nyawa anak bangsa,” tegasnya.
Ia menambahkan, RADPPD bukan sekadar dokumen teknis, melainkan komitmen nyata untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita, sekaligus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.
Lebih lanjut, gubernur menyampaikan apresiasi atas kolaborasi berbagai pihak, termasuk Dinas Kesehatan, UNICEF, organisasi profesi seperti IDAI, POGI, dan IBI, serta Bappeda.
“Tidak ada satu lembaga pun yang bisa bekerja sendiri. Penanggulangan pneumonia dan diare harus menjadi gerakan bersama, dari rumah tangga, kampung, kabupaten, hingga provinsi,” ujarnya.
Pertemuan ini juga menekankan strategi pencegahan melalui imunisasi, gizi yang baik, perilaku hidup bersih sehat, deteksi dini, pengobatan sampai tingkat kampung, serta penguatan data dan monitoring.
Gubernur menutup sambutannya dengan harapan bahwa implementasi RADPPD benar-benar terasa dampaknya di masyarakat.
“Saya ingin melihat hasilnya nyata: angka pneumonia dan diare menurun, angka kematian anak berkurang, dan senyum anak-anak Papua Tengah semakin banyak. Anak-anak sehat hari ini adalah generasi emas Papua Tengah di masa depan,” tutupnya.
Dengan demikian, pertemuan penyusunan RADPPD 2025–2030 resmi dibuka sebagai tonggak penting menuju Papua Tengah yang lebih sehat, kuat, dan sejahtera. (MB)